Masyarakat Keluhkan Kenaikan Beras di Kota Bandung (Tulisan pada tanggal 28-05-2018)
Penurunan
jumlah lahan pertanian di kota Bandung memberikan dampak yang cukup besar
terhadap ketahanan pangan di kota Bandung. Karena berkurangnya lahan pertanian,
tingkat produksi beras di kota Bandung pun semakin berkurang. Hal ini
menyebabkan harga beras di kota Bandung terus naik yang membuat masyarakat
resah.
Berdasarkan
data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, pada tahun
2018 kota Bandung menjadi kota yang tingkat kenaikan harga berasnya sangat
tinggi dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat. Kenaikan harga beras mencapai
18%, kenaikan ini di atas ambang batas normal harga beras.
Akibat
hal ini, tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan kenaikan harga beras. Salah
satunya seorang ibu rumah tangga, Kokom (34) “Sekarang harga beras di Bandung
sangat mahal tidak seperti tahun lalu, saya dulu membeli beras dengan harga
murah bisa dapat yang berkualitas cukup bagus, kalau sekarang kualitas beras yang
bagus harganya mahal,” ujarnya saat diwawancarai
di pasar Ujungberung Kamis (10/5).
Selain
masyarakat, para pedagang juga mengeluhkan kenaikan harga beras. Mereka mengira
kenaikan beras hanya terjadi sementara dan harga akan kembali normal, tetapi
harga tetap naik hingga saat ini. “Saya kira kenaikan harga beras ini normal
karena waktu itu menjelang natal dan tahun baru. Biasanya setelah tahun baru
harga beras akan kembali normal lagi, tapi ternyata harga beras tetap naik
sampai sekarang,” ujar Abdul (37) salah satu pedagang beras di pasar Cicadas.
Dia
berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini secepatnya, agar harga
beras kembali normal. “Saya berharap pemerintah menyelesaikan masalah ini,
karena jika harga beras tidak kembali normal dikhawatirkan saat menjelang bulan
ramadhan dan hari raya idul fitri harga beras makin melonjak,” jelasnya.
Komentar
Posting Komentar